Disuatu ketika, ada murid
baru di SMP Harapan Bangsa yang bernama Angga. Dan saat itu juga dia berkenalan
dengan teman barunya di sekolah dan duduk sebangku dengan teman barunya itu
yang bernama Daniel.
Daniel :
“Murid baru dari mana?”
“Kenalkan
namaku Daniel, kamu?” (menjulurkan tangannya)
Angga : “Oh, Daniel. Namaku Angga pindahan dari SMP 1
Klaten” (bersalamanan)
“Salam
kenal ya!” (senyum)
Daniel : “Oke...oke salam kenal juga” (senyum)
3
jam kemudian....Ting..ting belpun berbunyi tandanya istirahat pertamapun telah
tiba.
Daniel : “Yok, Ga. Ikut ke kantin, sekalian
kuperkenalkan seluruh sekolah ini kepadamu.”
(menarik Angga keluar kelas)
Angga : “Oke..oke kalau itu memang tidak merepotkanmu!”
Daniel :
“Santai aja” (senyum)
Daniel
mengajak Angga mengelilingi dan menunjukan semua tempat yang ada di dalam
sekolahnya. Tiba-tiba Miska dan Salsha datang.
Miska :
(Jalan dan berhenti sambil melihat murid baru) “Eh, stop deh. Kamu
murid
baru disini ya?” (sambil menatap sinis)
Angga :
“Ya aku murid baru disini. Emangnya kenapa?”
Salsha :
“Udah..udah, Mis. Kita jangan ngurusin dia. Itu terserah dia mau sekolah disini
atau tidak”
Miska :
“Shal, kok jadi kamu belain dia sih, bukan ngedukung aku gitu!” (merasa sebel)
Salsha :
“Bukannya aku nggak dukung kamu, tapi kan ngapain juga kita ikut-ikutan
siapa dah namanya?” (melihat Angga)
Daniel :
“Namanya Angga!”
Miska :
“Udah deh, diem kamu, Shal!!” (memarahi Salsha)
Salsha :
(Diam seketika)
Daniel :
“Eh Mis, kamu itu jangan terlalu sombong atau apa kek. Aku tau kamu itu
dari pemilik yayasan sekolah disini. Tapi nggak
se sombong gitu juga kali.”
Angga :
“Sudah...sudah, Niel.”
Daniel :
“Tidak bisa didiemi kalau ceritanya seperti ini. Itu termasuk melecehkan
Emang yang boleh sekolah di sini, hanya orang
besar aja, Ha? Yang penting bayar, meskipun bukan anak
pengusaha atau apa kek!”
Angga :
“Sudah biar tidak apa-apa kok, maklumlah aku juga murid baru disini.”
Miska :
“Hey sudah deh, jangan sok kalem begitu kamu!” (sambil menunjuk Angga)
Salsha :
“Sudah woy, jangan berantem, nggak senang kalian itu berantem!”
M+D :
“Diam, kamu Shal!!” (nada keras)
Salsha :
“Oke, aku diam. Aku hanya ingin kalian tuh berteman jangan berantem seperti
ini! Kasihan Angga, dia murid baru disini mlah di
bully gitu!”
Miska :
“Sudah deh, Sal. Kamu jangan sok bijak gitu!”
“Yaudah
ayok ke kantin, bye culun”
Daniel :
“Dasar cewek sombong!” (Geregetan)
“Udah
ya, Ga. Jangan didengarei tuh orang ngomong. Itu orang emang sombongnya minta ampun!!”
Angga :
“Iya. Aku juga tau diri. Ini emang kekuranganku atas kehendak Tuhan YME”
Daniel :
“Meskipun kamu itu begini, tapi kan semua ini ciptaan Tuhan, gak boleh dihina seperti yang Miska menghina kamu! Cantik dan
ganteng sih boleh, asal tingkah laku yang diutamakan.”
“Ya udah yok bro, ke kantin dulu aja!”
Angga :
“Makasih ya, Daniel. Kamu teman baik baruku disini.” (senyum)
Daniel :
“Hahahaha, oke..oke, santai aja, Ga!” (menepuk pundak Angga)
Disisi
lain saat Miska dan Salsha dikantin....
Miska :
“Eh Shal, kamu mau beli apa?”
Salsha :
“Aku beli pop mie dan es teh aja deh!”
Miska :
“Bu beli pop mie dan esteh 2!!”
Akhirnya
beberapa menit datang juga pesanan Miska dan Salsha. Sambil mereka memakan
makanan yang telah dibeli, tiba-tiba Salsha membahas masalah yang tadi.
Salsha :
“Mis, kenapa sih tadi kamu begitu ke Angga?”
Miska :
“Aku gak suka jika ada orang culun masuk ke sekolah ini!”
Salsha :
“Sstt.. Kamu jangan begitu, dia itu juga ciptaan Tuhan YME, ngapain sih dibully seperti itu? Nggak enak juga kan, sekolah
kita jadi tercoreng namanya dengan
sikapmu yang seperti ini!”
Miska :
“Sudah deh, sana makan! Jangan ngebahas itu orang lagi, aku malas!”
Demikian
juga Daniel dan Angga. Setalah mereka berdua ke kantin, Daniel mengajak Angga
mengelilingi dan menujukkan tempat-tempat yang ada disekolah ini.
Daniel :
“Di sana tuh taman kalau buat kita pada berlajar, bermain, santai
ataupun aktivitas yang lainnya.” (Sambil menunjukkan ke arah
taman)
Angga :
“Ternyata sekolah ini menarik juga ya, buat pembelajaran ataupun kita senang- senang. Tamannya seindah seperti itu, pasti
lebih betah aku sekolah disini.”
Daniel :
“Meskipun ada orang yang ngebully kamu seperti tadi sikap Miska ke
kamu?”
Angga :
“Sudah lha, Niel. Aku kan tadi bilang selain aku murid baru disini aku juga
tau
diri!”
Daniel :
“Ya, yasudah sabar aja! Itu orang emang begitu sikapnya, tapi sih.....
sebenarnya dia Itu baik lho!”
Angga :
“Ciye...ciye. Ayo suka ya sama Miska atau ada hubungan lain gitu?”
(senyum-senyum)
Daniel :
“Eeee... nggak...nggak, Cuma teman doang. Nggak boleh masih belum
cukup umur!”
“Lagipula
aku gak senang sama orang sifatnya yang seperti itu!”
Angga :
“Hmm. Oke oke dah!” (ketawa-ketawa)
Daniel :
“Kok ketawa sih?” (aneh dan heran)
Angga :
“Nggak nggak, hhehe!!”
“Aku
duluan ya,!”
Daniel :
“Oke dah, hati-hati nyasar lho!”
Setelah
Miska dan Salsha makan dikantin, Salsha ijin untuk pergi duluan ke kelas. Dan
saat dia menuju ke kelas, dia melihat murid baru itu yang bernama Angga sedang
menyendiri sendiri duduk di dekat taman.
Salsha :
“Itu kan Angga. Ngapain disana? sendirian lagi, kemana Daniel?” (tanyanya
heran) (Menghampiri Angga)
“He,
ngapain sih kamu disini, mikirin kata-kata Miska tadi ya?”
Angga :
“Nggak kok,!”
Salsha :
“Udah deh jangan dipikirin,!” (sambil bernyayi Life is Bubble Gum)
Angga :
(melihat dan termenung sejenak)
Salsha :
“Ngerti kan apa yang tadi aku nyayikan?”
Angga :
“Ya ngerti!” (senyum)
Salsha :
“Udah ya, aku mau ke kelas dulu!!”
Beberapa
menit kemudian, bel pun berbunyi tandanya jam untuk memulai pelajaran
kembali. Salsha memohon agar Miska minta
maaf apa yang tadi dia perbuat.
Salsha :
“Mis, dengerin aku. Aku mohon kamu minta maaf ya ke Angga.” (memohon)
“Kasihan
dia!!”
Miska :
“Duh, ngapain minta maaf ke dia sih? Ha?” (menatap tajam+marah)
Salsha :
“Tunggu dulu jangan langsung gitu juga kali. Coba kamu tadi itu pikir, emangnya dia punya salah apa sih ke kamu?” (meyakinkan
Miska)
Miska :
“Ya banyak sih!” (santainya)
Salsha :
“Banyak,? kayaknya dia gak punya salah deh kamu. Coba deh kamu intropeksi diri. Coba kamu ngebayangin kalau kamu jadi dia,
dan kamu itu dihina sama orang lain, Ayo gimana perasaanmu. Aku tau kamu itu baik
dan gak sejahat gini ke orang.”(lebih meyakinkan Miska)
Miska :
(merenung sejenak)
Salsha :
“Hey, jangan bengong gitu,!” (menepuk pundak Miska)
Miska :
“Hmm. Ya udah deh, aku mau minta maaf ke dia, nanti pada jam isitirahatt ke-2!”
Salsha :
“Okey dah, itu baru Miska!”
2
jam kemudian, bel berbunyi kembali, tandanya untuk kita semua istirahat,
istirahat yang ke-2. Angga dan Daniel pergi ke taman untuk santai-santai
disana.
Daniel :
“Hey kita santai-santai aja yuk disini!”
Angga :
“Okey dah..”
Tiba....tiba.....
Miska :
“Hey, Angga!!”
Daniel :
“Ngapain lagi sih kamu, kurang puas masih ngebully orang seperti tadi?” (kesel)
Salsha :
“Ssst... diam dulu napa, Niel?”
Miska :
“Aku kesini hanya untuk minta maaf dengan kesalahan-kesalahan ku yang tadi.”
Daniel :
“Halllah alasan aja kamu! Malu dong kamu kalau gitu ”
Miska :
“Nggak aku beneran. Nggak malu ngapain malu! Angga, maafin aku ya, maaf banget,emang sih tadi itu aku jahat banget ke kamu, sekali lagi maaf ya!”
(memohon maaf)
Angga : “Hmm, iya iya santai aja, Mis! Aku tau
kok, kamu pasti orang baik, mungkin kamu juga baru mengenalku! Oke aku maafkan!”
Miska :
“Beneran nih dimaafkan,? Makasih Angga, kamu emang baik hati.”
Daniel :
“Untung aja, Angga maafin kamu dan gak ngejahatin kamu balik, Mis!!”
Miska :
“Ya, Niel. Aku salah.”
Salsha :
“Hmmm, oke jadi kita temanan nih, !! Yeaaayyyy!!” (tepuk tangan+ketawa)
Angga :
“Ya kita temanan, maafin aku juga ya semua, jika aku punya salah,!”
Salsha :
“Heheheh oke oke, aku juga minta maaf ya jika punya salah!”
Daniel :
“Ya itu pasti. Aku juga lho mau minta maaf jika punya salah baik sengaja
ataupun gak!”
Salsha :
“Yeyy, kita berteman. Tuh kan kataku apa, berteman itu lebih baik, daripada
kita mencari musuh. Lagipula tidak ada gunanya
untuk bertengkar, benerkan kan ?”
D+A :
“Ya, itu sangat bener!” (senyum kesenangan)
Miska :
“Oh iya iya gini, sebagai tanda perteman kita dan permohonan maafku yang telah diterima, aku traktir kalian di kantin. Yuk ke
kantin!”
Semua :
“Ayok, !! Hahhaha!”
Akhirnya mereka semua berteman.
Miska memohon minta maaf kepada Angga, atas kesalahan-kesalahannya yang dia
perbuat. Dengan tanda pertemanan dan karena permohonan maafnya diterima,
akhirnya Miska mentraktir Angga, Daniel dan Salsha di Kantin. Sampai saat ini
pertemanan mereka menjadi lebih erat bahkan menjadi pershabatan.